Penanaman bawang merah di Indonesia banyak dilakukan pada musim kemarau, lebih spesifiknya pada musim kemarau I setelah penanaman padi dan musim kemarau II. Musim bawang merah yang pertaman biasanya bulan April- Mei, penanaman kedua dan ketiga dilakukan bulan Juli- Agustus dan Oktober- November. Produksi bawang merah
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Januari 2017. Dengan judul penelitian “Perubahan Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Dari Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk KCl “. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor diujikan sekali gus.
Anak petak ialah dosis pupuk N, terdiri atas lima taraf yaitu 0, 45, 90, 135, dan 180 kg/ha. Hasil percoban menunjukkan bahwa dosis pupuk N dan varietas bawang merah berinteraksi memengaruhi penurunan pH tanah, tetapi tidak demikian halnya dalam meningkatkan N-total tanah, serapan N tanaman, dan hasil tanaman bawang merah.
Peningkatkan produksi bawang merah, selain dilakukan dengan penggunaan pupuk kandang, pupuk anorganik juga diperlukan untuk meningkatkan produksi bawang merah yang dihasilkan. Pupuk anorganik yang berperan untuk meningkatkan produksi bawang merah yang dihasilkan, yaitu pupuk KCl yang di sini
makro dan mikro pada tanaman bawang merah, sehingga menghasilkan produksi umbi tinggi. Menurut Nugrahini (2013), pemberian pupuk organik cair Nasa dapat meningkatkan serapan unsur hara makro mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman bawang merah. Gambar 14. Peningkatan komposisi dosis pupuk Urea, SP-36, KCl pada masing-masing dosis
Bahan** Bahan – bahan yang digunakan ini yaitu : a. Bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang merah varietas lokal. b. Pupuk Pupuk yang digunakan untuk penelitian ini adalah pupuk kandang kotoran bebek yang sudah terdekomposisi dengan baik, pupuk KCl, Urea dan SP-36. c.
.
pupuk kcl bawang merah